Kamis, 05 Februari 2009

Film Sang Murabbi Disambut Hangat di Malaysia



Ramdhan Muhaimin - detikNews
Kuala Lumpur - Film reliji bertajuk 'Sang Murabbi; Mencari Spirit Yang Hilang' yang pernah dirilis di Indonesia beberapa bulan lalu juga mendapat sambutan baik di Malaysia. Sekitar 400 masyarakat Muslim di negeri jiran itu menghadiri pemutaran perdana 'Sang Murabbi' di Masjid Persekutuan Kuala Lumpur.

Dalam dialog bedah film sebelum penayangan perdana, sutradara 'Sang Murabbi' Zul
Ardhia mengatakan, film tersebut tidak bertujuan politik atau untuk kepentingan
partai politik tertentu.

"Karena spirit film ini untuk mengingatkan kepada saudara-saudara kita tentang
dakwah. Karena itu tujuannya adalah tarbiyah (mendidik). Tidak ada kaitannya dengan politik. Sehingga kita menampilkan sosok dai sederhana yang tidak elitis, meskipun dia seorang anggota legislatif," jelas Zul, Minggu (30/11/2008).

Aktor utama "Sang Murabbi" Irwan Rinaldi menambahkan, keteladanan tokoh utama yang diceritakan dalam "Sang Murabbi" sengaja diangkat untuk memberi inspirasi dan sebagai pengingat bagi para juru dakwah.

"Ada spirit yang hilang dalam dakwah sekarang, yaitu keteladanan dalam dakwah bil
hal. Inilah yang coba diingatkan melalui film ini, mencari spirit yang hilang dalam dakwah berupa keteladanan," cetus pemeran tokoh utama KH Rahmat Abdullah ini.

Selain bedah film dan nonton bareng "Sang Murabbi", acara itu juga diisi dengan
penampilan puisi oleh Neno Warisman.

Film yang diproduksi oleh Majelis Budaya Rakyat tersebut mendapat sambutan yang
cukup baik juga di Malaysia. Bukan hanya warga Indonesia yang tinggal di Kuala
Lumpur, sejumlah warga Malaysia juga hadir diantara empat ratusan pengunjung yang
datang.

Anfal, seorang muslimah asal Kuala Lumpur mengaku sangat terkesan dengan pesan yang disampaikan dalam film tersebut.

"Semua adegan di film itu sangat menyentuh. Saya sudah melihat film itu sebelum ini. Kalau bisa, pak sutradara juga buat film serupa di Malaysia," ujar ibu beranak tiga tersebut.

Sang Murabbi, sebuah film yang bercerita tentang seorang guru bersahaja yang dulunya miskin kemudian berubah setelah mendapatkan kelapangan rezeki. Ia tidak lupa tujuan awal perjuangannya untuk berdakwah, bukan untuk mencari kehidupan dunia.

Syuting film yang disutradari oleh Zul Ardhia ini dilakukan di beberapa kawasan. Di antaranya di Setu, Jakarta Timur. Menurut situs blog sangmurabbi, lokasi ini dipilih karena memiliki kemiripan dengan situasi Kuningan, Jakarta Selatan, di era 70-an akhir dan 80-an.

www.detiknews.com
(rmd/rdf)

Tidak ada komentar: